Skip to main content
Pendengaran

Mengukur penurunan pendengaran

Pelajaran: 1 dari 6
Topik 3 dari 5
0%Selesai

Instruksi

Terus ikuti modul ini untuk mempelajari bagaimana penurunan pendengaran diukur dan berbagai tingkat penurunan pendengaran.

Mengukur penurunan pendengaran

Penurunan pendengaran diukur dengan audiometer.

Audiometer mengukur volume suara dengan satuan desibel (dB).

Mesin audiometer
Aplikasi audiometer pada tablet
Aplikasi Audiometer pada smartphone

Uji pendengaran (audiometri)

Menguji seberapa baik pendengaran seseorang, termasuk pendengaran atas berbagai jenis suara dan pada volume keras atau pelan.

Instruksi

Dalam modul ini, audiometri disebut uji pendengaran.

Seseorang memakai headphone. Headphone kanan berwarna merah, dan headphone kiri berwarna biru. Orang tersebut mengangkat tangannya. Seorang tenaga kesehatan berdiri di belakang orang tersebut sambil memegang audiometer tablet.

Audiogram

Hasil uji pendengaran ditampilkan dalam bentuk audiogram.

Audiogram menunjukkan suara paling pelan yang dapat didengar (ambang pendengaran) pada beberapa frekuensi berbeda.

  • Frekuensi (Hertz) ditampilkan mulai dari terrendah di sisi kiri hingga tertinggi di sisi kanan
  • Tingkat keras suara (desibel) ditampilkan mulai dari paling pelan di sisi atas hingga paling keras di sisi bawah

Grafik ambang pendengaran seseorang. Telinga kanan (ditandai lingkaran merah) dan telinga kiri (ditandai tanda silang biru). Sumbu vertikal menunjukkan tingkat suara dalam desibel (dB) dari 0 dB di sisi atas hingga tingkat paling keras 140 dB di sisi bawah. Sumbu horizontal menunjukkan frekuensi dari kiri 125 Hz ke kanan 8.000 Hz.

Hasil untuk telinga kanan dan kiri diberi penanda yang berbeda:

  • Warna merah atau lingkaran untuk telinga kanan
  • Warna biru atau tanda silang untuk telinga kiri.

Hasil uji pendengaran dapat dipaparkan dalam dua audiogram yang terpisah untuk telinga kanan dan kiri maupun dalam satu audiogram.

Jenis-jenis (frekuensi) suara

Jenis-jenis (frekuensi) suara diukur dengan satuan hertz (Hz).

  • Contoh suara frekuensi tinggi meliputi suara peluit dan kicauan burung
  • Contoh suara frekuensi rendah meliputi suara drum dan gergaji mesin.

Pertanyaan

Perhatikan gambar-gambar pada audiogram.

Grafik audiogram yang menunjukkan frekuensi dari kiri 125 Hz ke kanan 8.000 Hz pada sumbu horizontal. Sumbu vertikal menunjukkan tingkat suara dalam desibel (dB) dari 0 dB di sisi atas hingga tingkat paling keras 140 dB di sisi bawah. Simbol-simbol pada tabel menunjukkan tingkat dan jenis suara. Sebagai contoh: • Kicauan burung pada 5 dB dan 8.000 Hz • Daun pohon yang digerakkan angin pada 15 dB dan 2.000 Hz • Bisikan orang pada 30 dB dan 4.000 Hz - Percakapan pada 60 dB dan 2.000 Hz - Gergaji mesin pada 100 dB dan 250 Hz • Sepeda motor pada 100 dB dan 4.000 Hz • Mesin pesawat terbang pada 120 dB dan 4.000 Hz • Ledakan kembang api pada 130 dB dan 125 Hz.

Simbol manakah yang menunjukkan frekuensi tinggi dan suara keras?




Jawaban yang benar adalah sepeda motor.

  • Suara mesin sepeda motor keras dan memiliki frekuensi tinggi
  • Suara gergaji mesin keras tetapi memilki frekuensi rendah
  • Suara daun yang tertiup angin pelan dan memiliki frekuensi sedang
  • Suara kicauan burung pelan tetapi berfrekuensi tinggi.

Busur bunyi ujaran

Grafik audiogram yang menunjukkan area abu-abu berbentuk perahu antara keras suara 20 dB hingga 65 dB dan frekuensi 125 Hz hingga 8.000 Hz. Bunyi-bunyi ujaran diposisikan di berbagai bagian bidang ini, pada frekuensi rendah, sedang, dan tinggi.

Bidang berbentuk busur pada audiogram menunjukkan bunyi-bunyi ujaran dalam percakapan pada umumnya.

Bunyi-bunyi saat kita berbicara mencakup bunyi-bunyi dengan frekuensi rendah, sedang, dan tinggi.

Jika seseorang mengalami penurunan pendengaran, mereka mungkin hanya dapat mendengar sebagian bunyi ujaran. Mereka menjadi kesulitan memahami apa yang orang lain katakan.

Semakin beratnya penurunan pendengaran, semakin sulit mendengar percakapan dengan suara yang normal.

Tingkat penurunan pendengaran

Grafik audiogram yang menunjukkan tingkat penurunan pendengaran di sebelah kanan (dari bawah ke atas): • Penurunan pendengaran parah, sebanyak 80 dB atau lebih • Penurunan pendengaran berat 65–79 dB • Penurunan pendengaran cukup berat, 50–64 dB • Penurunan pendengaran sedang, 35–49 dB • Penurunan pendengaran ringan, 20–34 dB • Pendengaran normal, kurang dari 20 dB.

Orang dengan penurunan pendengaran tidak dapat mendengar sebaik orang dengan pendengaran normal.

Hasil uji pendengaran masing-masing telinga dapat digolongkan menjadi enam tingkat. Tingkatan tersebut didasarkan pada ambang pendengaran rata-rata setiap telinga:

  1. Pendengaran normal
  2. Penurunan pendengaran ringan
  3. Penurunan pendengaran sedang
  4. Penurunan pendengaran cukup berat
  5. Penurunan pendengaran berat
  6. Penurunan pendengaran parah

Masih ingat John?

John pensiun setelah bekerja di pabrik yang bising selama 34 tahun.

John menjalani uji pendengaran di fasilitas kesehatan setempat. Tenaga kesehatan menunjukkan hasil uji pendengaran kepada John dan menjelaskan bahwa kedua telinganya mengalami penurunan pendengaran berat.

Tenaga kesehatan menjelaskan bahwa John mungkin akan kesulitan mendengar percakapan.

Instruksi

Pelajari cara menghitung ambang pendengaran rata-rata di Pelajaran dua.

0%
Mengukur penurunan pendengaran
Pelajaran: 1 dari 6
Topik 3 dari 5